MAKALAH
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PENINGKATAN KINERJA PADA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen Pembimbing :
Ali
Rif’an M.Pd.I
Oleh :
Kiptiyah
Kelas
: A
STAI
MA’HAD ALY AL HIKAM
MEI 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknolgi
informasi berjalan sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan semakin baik kualitasnya.
Baik individu, institusi, lembaga pendidikan, maupun pemerintah ikut melakukan
berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi. Bahkan dalam dunia
pendidikan Islam, sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi tersebut.
Teknologi
akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan
dengan semakin tingginya kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak
semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Demikian pula pada saat melakukan
pertukaran data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan masyarakat, sekolah
dengan pemerintah daerah dan pusat, utamanya dalam pendidikan Islam dan
lain-lain, semuanya akan lebih efektif dan efisien jika memanfaatkan teknologi
dalam kemjuan pendidikan tersebut.[1]
Dalam dunia pendidikan, penggunaan teknologi memberikan dampak
positif dan negatif. Adapun dampak positifnya, antara lain adalah dapat
mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi dengan cara yang tidak manual
lagi. Dengan menggunakan teknologi, kita juga dapat memberikan gambaran yang
lebih konkret ketika menyampaikan materi tentang suatu hal. Dan dampak yang
lain adalah dapat mempermudah kita dalam memproses informasi, misalnya dengan
pemanfaatan internet.
Sedangkan dampak negatif dari penggunaan teknologi dalam pendidikan antara
lain adalah, adanya gangguan teknis yang menjadikan proses pembelajaran menjadi
terganggu. Dalam hal ini bila ternyata teknologi yang kita gunakan tidak lagi
membantu. Misalnya jika dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan LCD
tiba-tiba listrik mati, maka akan menyulitkan kita untuk menyampaikan materi
yang telah disiapkan. Dampak negatif lainnya adalah, akibat kemajuan teknologi,
individu cenderung bersifat individualis dan kurang dalam kehidupan
bersosialisasi. Dan terkadang sebagian individu sering menyalahgunakan
teknologi, sehingga membuang waktunya dengan kegiatan yang kurang bermanfaat
A.
RUMUSAN MASALAH
·
Apa teknologi pendidikan itu ?
·
Apa saja ruang lingkupnya ?
·
Apa teknologi dalam pengembangan pendidikan islam itu ?
B.
TUJUAN
§ Mengetahui teknologi pendidikan
§ Mengetahui apa saja ruang lingkupnya
§ Mengetahui teknologi dalam pengembangan pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PengertianTeknologiPendidikan
Istilah teknologi berasal
dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic
treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne
sebagai dasar kata teknologi berarti art, skilll, science atau keahlian,
ketrampilan, ilmu.[2]
Dari segi bahasa, pendidikan berasal
dari kata education yang dapat diartikan upbringing (pengembangan),
teaching (pengajaran), instruction (perintah), pedagogy
(pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan), raising (of
animal) (menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan
terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan proses menumbuhkan
dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri seseorang, baik secara fisik,
psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu kata tarbiyah juga dapat
berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik,
memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat,
memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga
kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan adalah suatu
proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide,
peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan
masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma
dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/ atau dipilih dan/atau
digunakan untuk keperluan belajar sumber-sumber belajar ini meliputi: pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (setting).[3]
Teknologi pendidikan adalah suatu
cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang
spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada
manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non
manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Secara historis, istilah teknologi
pendidikan (educational technology) dan teknologi pembelajaran (instructional
technology) dimaknai oleh sebagian ahli pendidikan secara terpisah. Ada
yang menyetujui penggunaan istilah “teknologi pendidikan”, dengan alasan bahwa
kata “pendidikan” memberikan cakupan yang lebih luas daripada sekedar
menggunakan kata “pembelajaran”. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa kata
“pendidikan” tersebut merujuk pada aneka ragam lingkungan belajar, termasuk
belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya, sementara kalau
hanya menggunakan istilah “pembelajaran”, tentu cakupannya hanya sebatas di
lingkungan sekolah saja. Sedangkan bagi yang setuju dengan menggunakan istilah
“teknologi pembelajaran” berpendapat bahwa kata pembelajaran lebih sesuai
dengan fungsi teknologi, yakni berkenaan dengan permasalahan belajar dan
mengajar, termasuk juga mencakup situasi pelatihan (training). Kedua kelompok
ini sepertinya menggunakan alasan yang seimbang untuk membenarkan pendapat
mereka masing-masing. [4]
Namun seiring dengan perkembangan dunia
pendidikan, perbedaan istilah tersebut telah menghilang. Sejak tahun 1994
istilah “Teknologi Pendidikan” dan “Teknologi Pembelajaran” dianggap sinonim
dan digunakan secara bergantian oleh kebanyakan ahli pendidikan untuk
menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools) teknologi dalam
memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran.
2.
RuangLingkupTeknologiPendidikan
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan
penilaian adalah 5 kawasan teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk
mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran
serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. Setiap
kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan
teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan
kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan
sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat
saling melengkapi.
Penjelasan mengenai masing-masing kawasan/ ruang
lingkup teknologi pendidikan adalah sebagai berikut:[5]
a. Kawasan
Desain
Yang dimaksud dengan desain disini
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan
strategi dan produk. Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama
dari teori dan praktek, yaitu: desain sistem pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran, dan karakteristik pembelajar.
b.
Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi
desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi: teknologi cetak, teknologi
audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.
c. Kawasan
Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan
kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran.
d.
Pengelolaan
Pengelolaan
meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui: perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula
dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran
perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah.
Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak
sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam
kurikulum.
e.
Penilaian
Penilaian
dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian
berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu.Penilaian merupakan
proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup analisis
masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
3. Teknologi dalam Pengembangan
Pendidikan Islam
Kemajuan
teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap
dan semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa
tidak ada orang yang dapat menghindar dari pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK bukan saja dirasakan individu, akan
tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Kehadiran
IPTEK di negara-negara maju, sudah lama dirasakan pengaruhnya, karena pada
negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula dicapai. Sebaliknya bagi
negara-negara berkembang, pengaruh tersebut baru mulai dirasakan antara lain
seperti dalam bidang informasi, buku-buku, media TV, radio, video, internet dan
lain sebagainya.
Sekarang
yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya adalah bagaimana
dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus perkembangan IPTEK
yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun tampaknya pendidikan Islam (terutama
lembaganya) dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang
ada. Disamping dapat mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk
menguasai IPTEK, dan kalau perlu merebutnya.[6]
Kenyataan
untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah sangat penting,
sebab sekarang pembangunan nasional diarahkan dengan orientasi pada teknologi
industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Menurut
Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti untuk mencapai
penguasaan IPTEK yaitu:
a.
Melakukan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang IPTEK yang
relevan dengan pembangunan bangsa.
b.
Mengembangkan
konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan usaha serius dalam
merealisasikan konsep tersebut.
c.
Adanya
transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang diarahkan
pada pemecahan masalah-masalah nyata.
d.
Kemandirian
teknologi, tanpa harus bergantung ke luar negeri.
e.
Perlu adanya
perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di dalam negeri hingga mampu
bersaing di arena internasional.
Sementara itu pendidikan Islam yang tugas pokoknya
menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan
fakta-fakta kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam
dituntut harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan
aktivitas-aktivitas operasional kependidikan, terutama yang berkaitan dengan
pengembangan dan pemanfaatan IPTEK sebagaimana digambarkan diatas.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang
sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat
dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari
lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di
tengah-tengah dinamika masyarakat.
a.
Motivasi
kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri, dimana nilai-nilai
Islam menjadi sumber acuannya.
b.
Mendidik
keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat
manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan
IPTEK, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas
IPTEK dalam bidang masing-masing.
d. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap
kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran
agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan
kehidupan manusia.[7]
Jadi kesanalah pendidikan Islam diarahkan, agar
pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK.
Strategi tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa
lebih banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak
boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada
hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia
dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.
Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan
dengan alam sekitar menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi
dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan
IPTEK, sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat
yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan keselarasan dengan
nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa manusia, sehingga
terciptalah kedamaian.
BAB III
PENUTUP
C.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi
pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi:
manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai
dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan
masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/ atau
dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar sumber-sumber belajar ini
meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (setting).
Untuk menerapkan, teknologi pendidikan ini memiliki
beberapa ruang lingkup atau kawasan yang terbagi menjadi 5 bagian, yaitu
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Berdasarkan kawasan-kawasan
tersebut, maka seorang pakar teknologi pendidikan dapat berprofesi atau
memiliki bidang garapan sebagai berikut:
a.
Perancang
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik
pebelajar.
b.
Pengembangan
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan
teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi
terpadu.
c.
Pemanfaatan/penggunaan
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan
media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan
institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
d.
Pengelola
proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan
proyek, pengelolaan sistem informasi pendidikan.
e.
Evaluasi/
penilaian; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah,
pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif.
DAFTAR PUSTAKA
Hadimiarsa, Yusuf. TeknologiKomunikasiPendidikan. Jakarta: Rajawali,
1986.
Nasution.TeknologiPendidikan. Jakarta: BumiAksara, 2008.
Majid, Abdul. Pendidikan
Agama Islam BerbasisiKompetensi. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004.
Soejoeti.Al-Islam danIptek. Jakarta: Raja Grafindo, 1998
[5]Abdul Majid, Pendidikan
Agama Islam BerbasisKompetensi, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), 161.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar