Sabtu, 11 Juni 2016

MAKALAH
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PENINGKATAN KINERJA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen Pembimbing :
Ali Rif’an M.Pd.I




Oleh :
Kiptiyah
Kelas : A
STAI MA’HAD ALY AL HIKAM
MEI  2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kemajuan teknolgi informasi berjalan sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi, penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, lembaga pendidikan, maupun pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi. Bahkan dalam dunia pendidikan Islam, sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi tersebut.
Teknologi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Demikian pula pada saat melakukan pertukaran data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan pemerintah daerah dan pusat, utamanya dalam pendidikan Islam dan lain-lain, semuanya akan lebih efektif dan efisien jika memanfaatkan teknologi dalam kemjuan pendidikan tersebut.[1]
Dalam dunia pendidikan,  penggunaan teknologi memberikan dampak positif dan negatif. Adapun dampak positifnya, antara lain adalah dapat mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi dengan cara yang tidak manual lagi. Dengan menggunakan teknologi, kita juga dapat memberikan gambaran yang lebih konkret ketika menyampaikan materi tentang suatu hal. Dan dampak yang lain adalah dapat mempermudah kita dalam memproses informasi, misalnya dengan pemanfaatan internet.
Sedangkan dampak negatif dari penggunaan teknologi dalam pendidikan antara lain adalah, adanya gangguan teknis yang menjadikan proses pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini bila ternyata teknologi yang kita gunakan tidak lagi membantu. Misalnya jika dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan LCD tiba-tiba listrik mati, maka akan menyulitkan kita untuk menyampaikan materi yang telah disiapkan. Dampak negatif lainnya adalah, akibat kemajuan teknologi, individu cenderung bersifat individualis dan kurang dalam kehidupan bersosialisasi. Dan terkadang sebagian individu sering menyalahgunakan teknologi, sehingga membuang waktunya dengan kegiatan yang kurang bermanfaat
A.    RUMUSAN MASALAH
·         Apa teknologi pendidikan itu ?
·         Apa saja ruang lingkupnya ?
·         Apa teknologi dalam pengembangan pendidikan islam itu ?

B.     TUJUAN  
§  Mengetahui teknologi pendidikan
§  Mengetahui apa saja ruang lingkupnya
§  Mengetahui teknologi dalam pengembangan pendidikan islam























BAB II
PEMBAHASAN
1.      PengertianTeknologiPendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skilll, science atau keahlian, ketrampilan, ilmu.[2]
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat diartikan upbringing (pengembangan), teaching (pengajaran), instruction (perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan), raising (of animal) (menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu kata tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/ atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar sumber-sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (setting).[3]
Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Secara historis, istilah teknologi pendidikan (educational technology) dan teknologi pembelajaran (instructional technology) dimaknai oleh sebagian ahli pendidikan secara terpisah. Ada yang menyetujui penggunaan istilah “teknologi pendidikan”, dengan alasan bahwa kata “pendidikan” memberikan cakupan yang lebih luas daripada sekedar menggunakan kata “pembelajaran”. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa kata “pendidikan” tersebut merujuk pada aneka ragam lingkungan belajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya, sementara kalau hanya menggunakan istilah “pembelajaran”, tentu cakupannya hanya sebatas di lingkungan sekolah saja. Sedangkan bagi yang setuju dengan menggunakan istilah “teknologi pembelajaran” berpendapat bahwa kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi, yakni berkenaan dengan permasalahan belajar dan mengajar, termasuk juga mencakup situasi pelatihan (training). Kedua kelompok ini sepertinya menggunakan alasan yang seimbang untuk membenarkan pendapat mereka masing-masing. [4]
Namun seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, perbedaan istilah tersebut telah menghilang. Sejak tahun 1994 istilah “Teknologi Pendidikan” dan “Teknologi Pembelajaran” dianggap sinonim dan digunakan secara bergantian oleh kebanyakan ahli pendidikan untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools) teknologi dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran.

2.      RuangLingkupTeknologiPendidikan
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawasan teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat saling melengkapi.
Penjelasan mengenai masing-masing kawasan/ ruang lingkup teknologi pendidikan adalah sebagai berikut:[5]
a.    Kawasan Desain
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pembelajar.
b.   Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi: teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.
c.    Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran.
d.   Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui: perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum.
e.    Penilaian
Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu.Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup analisis masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif, dan  penilaian sumatif.
3. Teknologi dalam Pengembangan Pendidikan Islam
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK bukan saja dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Kehadiran IPTEK di negara-negara maju, sudah lama dirasakan pengaruhnya, karena pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula dicapai. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, pengaruh tersebut baru mulai dirasakan antara lain seperti dalam bidang informasi, buku-buku, media TV, radio, video, internet dan lain sebagainya.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun tampaknya pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai IPTEK, dan kalau perlu merebutnya.[6]
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah sangat penting, sebab sekarang pembangunan nasional diarahkan dengan orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti untuk mencapai penguasaan IPTEK yaitu:
a.       Melakukan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang IPTEK yang relevan dengan pembangunan bangsa.
b.      Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan usaha serius dalam merealisasikan konsep tersebut.
c.       Adanya transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
d.      Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung ke luar negeri.
e.       Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di dalam negeri hingga mampu bersaing di arena internasional.
Sementara itu pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam dituntut harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan aktivitas-aktivitas operasional kependidikan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK sebagaimana digambarkan diatas.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah dinamika masyarakat.
a.       Motivasi kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri, dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuannya.
b.      Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat manusia  pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c.       Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan yang akrab  dengan para ilmuwan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang masing-masing.
d.      Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.[7]
Jadi kesanalah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK. Strategi tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.
Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan dengan alam sekitar menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan IPTEK, sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan keselarasan dengan nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa manusia, sehingga terciptalah kedamaian.

























BAB III
PENUTUP
C.    Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/ atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar sumber-sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (setting).
Untuk menerapkan, teknologi pendidikan ini memiliki beberapa ruang lingkup atau kawasan yang terbagi menjadi 5 bagian, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang pakar teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai berikut:
a.       Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.
b.      Pengembangan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi terpadu.
c.       Pemanfaatan/penggunaan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
d.      Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan sistem informasi pendidikan.
e.       Evaluasi/ penilaian; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif.



DAFTAR PUSTAKA
Hadimiarsa, Yusuf. TeknologiKomunikasiPendidikan. Jakarta: Rajawali, 1986.

Nasution.TeknologiPendidikan. Jakarta: BumiAksara, 2008.

Majid, Abdul. Pendidikan Agama Islam BerbasisiKompetensi. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004.


Soejoeti.Al-Islam danIptek. Jakarta: Raja Grafindo, 1998



[1]Yusuf Hadimiarsa, TeknologiKomunikasiPendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986), 4
[2]Nasution, TeknologiPendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2008), 2.
[3]Nasution, TeknologiPendidikan,(Jakarta: BumiAksara, 2008), 4
[4]Nasution, TeknologiPendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2008),10
[5]Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam BerbasisKompetensi, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), 161.

[6]]Soejoeti, al-Islam dan IPTEK, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), 105-115
[7]]Soejoeti, al-Islam dan IPTEK, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), 105-115

Tidak ada komentar:

Posting Komentar